Bara yang tersembunyi.
Berbicara soal bara, berarti berkaitaan dengan salah satu elemen yang ada di muka bumi. Yap, bara adalah api yang begitu panas. Ia adalah bahan panas menyala yang terbentuk dari hasil pembakaran, atau bahan dari karbon yang tersisa setelah terjadinya api, bahkan kadang bara terbentuk mendahului api. Jadi sudah di pastikan bara itu sangat panas, meski wujudnya tidak menyala-nyala seprti api. Dan bara menjadi pemicu awalnya api yang menyala hebat itu.
Kita tentu tidak kesulitan untuk menemukan bara. Dulu, orang suka membakar kayu atau tempurung kelapa yang nantinya menjadi bara. Atau saat tukang sate membakar sate, bukan api yang membakarnya, tapi justru bara dari arang yang membakarnya, pun ketika seseorang merokok, yang membakar adalah bara, bukan api yang menyala-nyala.
Jika diibaratkan dalam kehidupan, bara bisa dikatakan sebagai api tersembunyi. Coba saja kalian perhatikan, bara tetap bisa membakar sesuatu tanpa perlu menyala-nyala seperti api. Tapi bara pun akan berubah menjadi api mengerikan bila keadaannya mendukung.
Seperti halnya dalam diri manusia. Tanpa kita sadari bara itu terletak pula dalam diri kita. Kalian tahu, bara-nya bisa dinamakan emosi, pengantarnya lidah, dan berakhir pada amarah (api yang menyala-nyala). Tentu, setiap orang memiliki emosi. Saat emosi itu tersentil, dan suasananya mendukung, sudah dipastikan akan terjadi kebakaran hebat dalam dirinya. Tapi ada satu hal yang berperan sangat penting disini, yaitu kata-kata yang keluar dari lidah adalah pemantik sebenarnya.
Tak jarang, orang yang pandai menguasai bara dalam dirinya pun akan terpancing amarahnya, bila kata-kata begitu menyakitkan.
Kata-kata, ia seperti pemantik. Hanya digunakan sedikit, namun efeknya sungguh luar biasa. Maka berhati-hati lah dengan kata-kata. Karena pemantik hanya butuh sedikit untuk membuat sesuatu menjadi nyala yang sangat mengerikan.
#30DWC7 #SQUAD6 #DAY 28
Berbicara soal bara, berarti berkaitaan dengan salah satu elemen yang ada di muka bumi. Yap, bara adalah api yang begitu panas. Ia adalah bahan panas menyala yang terbentuk dari hasil pembakaran, atau bahan dari karbon yang tersisa setelah terjadinya api, bahkan kadang bara terbentuk mendahului api. Jadi sudah di pastikan bara itu sangat panas, meski wujudnya tidak menyala-nyala seprti api. Dan bara menjadi pemicu awalnya api yang menyala hebat itu.
Kita tentu tidak kesulitan untuk menemukan bara. Dulu, orang suka membakar kayu atau tempurung kelapa yang nantinya menjadi bara. Atau saat tukang sate membakar sate, bukan api yang membakarnya, tapi justru bara dari arang yang membakarnya, pun ketika seseorang merokok, yang membakar adalah bara, bukan api yang menyala-nyala.
Jika diibaratkan dalam kehidupan, bara bisa dikatakan sebagai api tersembunyi. Coba saja kalian perhatikan, bara tetap bisa membakar sesuatu tanpa perlu menyala-nyala seperti api. Tapi bara pun akan berubah menjadi api mengerikan bila keadaannya mendukung.
Seperti halnya dalam diri manusia. Tanpa kita sadari bara itu terletak pula dalam diri kita. Kalian tahu, bara-nya bisa dinamakan emosi, pengantarnya lidah, dan berakhir pada amarah (api yang menyala-nyala). Tentu, setiap orang memiliki emosi. Saat emosi itu tersentil, dan suasananya mendukung, sudah dipastikan akan terjadi kebakaran hebat dalam dirinya. Tapi ada satu hal yang berperan sangat penting disini, yaitu kata-kata yang keluar dari lidah adalah pemantik sebenarnya.
Tak jarang, orang yang pandai menguasai bara dalam dirinya pun akan terpancing amarahnya, bila kata-kata begitu menyakitkan.
Kata-kata, ia seperti pemantik. Hanya digunakan sedikit, namun efeknya sungguh luar biasa. Maka berhati-hati lah dengan kata-kata. Karena pemantik hanya butuh sedikit untuk membuat sesuatu menjadi nyala yang sangat mengerikan.
#30DWC7 #SQUAD6 #DAY 28
Komentar
Posting Komentar