Kamu percaya dengan kelebihan tiap orang? Atau percaya sama keberuntungan?
Aku percaya sama keduanya, tapi ada satu hal yang gak aku paham.
Arti sebuah angka.
Yaa, aku sudah memasuki kepala dua, dan masih ga ngerti kenapa angka begitu menjadi ambisi.
Waktu jadi anak eksak pas jaman sekolah dulu, betapa bersyukurnya bisa lulus suatu pelajaran meski nilainya di batas kriteria minimal.
Pernah terlintas rasa iri ketika temen temen lain bisa begitu mudahnya menaklukan sang eksak itu.
Kini, ketika aku berjuang di bidang yang aku mampu, tetap saja angka angka itu tak berpihak padaku.
Bukan, bukan karena aku tak bisa, sungguh Kali ini masalahnya hanya karena kehadiran.
Aku tak pernah sepeduli ini dengan sebuah angka, namun Kali ini cukup membuat hati sedikit bersedih.
Ya coba saja kalian rasakan. Kamu mampu di suatu matkul tapi jarang masuk (sebenarnya karena harus membagi waktu dengan bekerja), nilai kamu selalu oke, tapi di akhir kamu harus menerima angka yang tidak sepantasnya. Fiks itu bikin sedih.
Tapi Ada satu point penting yang menyadarkanku,
Sampai kapan kita harus ngegantungin nasib atau masa depan pada sebuah angka,
Sejatinya semua itu dilihat dari proses.
Ga perduli kamu se jago apapun tapi jarang dateng buat nimba ilmu, kamu pasti kalah sama orang biasa aja tapi dia selalu hadir dan berusaha belajar.
Pun, jika kamu punya nilai tinggi tapi ga bisa pertanggungjawabinnya, percuma dong kamu belajar, menimba ilmu, ahhh hanya buang buang waktu
Beda saat kamu berproses dari ga bisa jadi bisa, dari gatau jadi tau, kamu pasti bakal lebih ngerasain kebermaknaan hidup
So, nilai kecil, ipk kecil, rapot pas pasan, ga udah sedih. Karena apalah arti sebuah angka tanpa kebermaknaan hidup yang kamu temukan, jadi hapus rasa sedihnya. Yukkk belajar lagi, yuu lebih rajin lagi, karena proses ga akan ngehianatin hasil.
Aku percaya sama keduanya, tapi ada satu hal yang gak aku paham.
Arti sebuah angka.
Yaa, aku sudah memasuki kepala dua, dan masih ga ngerti kenapa angka begitu menjadi ambisi.
Waktu jadi anak eksak pas jaman sekolah dulu, betapa bersyukurnya bisa lulus suatu pelajaran meski nilainya di batas kriteria minimal.
Pernah terlintas rasa iri ketika temen temen lain bisa begitu mudahnya menaklukan sang eksak itu.
Kini, ketika aku berjuang di bidang yang aku mampu, tetap saja angka angka itu tak berpihak padaku.
Bukan, bukan karena aku tak bisa, sungguh Kali ini masalahnya hanya karena kehadiran.
Aku tak pernah sepeduli ini dengan sebuah angka, namun Kali ini cukup membuat hati sedikit bersedih.
Ya coba saja kalian rasakan. Kamu mampu di suatu matkul tapi jarang masuk (sebenarnya karena harus membagi waktu dengan bekerja), nilai kamu selalu oke, tapi di akhir kamu harus menerima angka yang tidak sepantasnya. Fiks itu bikin sedih.
Tapi Ada satu point penting yang menyadarkanku,
Sampai kapan kita harus ngegantungin nasib atau masa depan pada sebuah angka,
Sejatinya semua itu dilihat dari proses.
Ga perduli kamu se jago apapun tapi jarang dateng buat nimba ilmu, kamu pasti kalah sama orang biasa aja tapi dia selalu hadir dan berusaha belajar.
Pun, jika kamu punya nilai tinggi tapi ga bisa pertanggungjawabinnya, percuma dong kamu belajar, menimba ilmu, ahhh hanya buang buang waktu
Beda saat kamu berproses dari ga bisa jadi bisa, dari gatau jadi tau, kamu pasti bakal lebih ngerasain kebermaknaan hidup
So, nilai kecil, ipk kecil, rapot pas pasan, ga udah sedih. Karena apalah arti sebuah angka tanpa kebermaknaan hidup yang kamu temukan, jadi hapus rasa sedihnya. Yukkk belajar lagi, yuu lebih rajin lagi, karena proses ga akan ngehianatin hasil.
- #30dwc7 #squad6 #day23 #selfreminder #ipkturungausahsedih
Komentar
Posting Komentar